Cinderella Story
- Macia Hauna
- Jan 11, 2017
- 2 min read

Waktu dansa sudah habis. Saatnya kembali ke dunia nyata. Dengan baju lusuh, dan debu di wajah. Jam besar sebentar lagi menunjukan pukul 00.00, mau tidak mau Cinderella harus pergi, meninggalkan pangeran tampan yang kini tengah menatapnya penuh dengan kekaguman. Andai saja dia melihatku dengan baju lusuh dan debu di wajah. Masihkah dia mengagumiku, menyunggingkan senyumnya dengan begitu tulus. Ahh sudahlah, ini bukan waktunya berkhayal. Cinderella harus segera beranjak, sebelum gaun indah yang dia kenakan berubah menjadi baju lusuh, dengan tambalan kain untuk menutupi bajunya yang sobek-sobek.
"Aku harus segera pergi."
"Mengapa begitu cepat?"
"Karena, waktuku sudah habis." Tanpa menunggu jawaban Cinderella berlari menjauh, yang membuatnya tanpa sengaja terlepas dari sepatu kaca yang dikenakannya. Tidak ada waktu lagi, pangeran mengejarnya, dia benar-benar tidak mau pangeran melihatnya berubah dengan drastis. Cinderella pun berlari dan terus berlari.
Deng dong, deng dong.
Whusssssss. Badannya berputar, seiringan dengan berubahnya gaun yang dia kenakan. Beserta semua hal yang mempercantik dirinya. Kecuali, sepatu kaca yang tinggal sebelah. Cinderella kembali berlari, dengan sepatu kaca ditangannya. Selamat tinggal pangeran, kau tahu, ini malam terindah yang pernah aku rasakan semenjak kepergian kedua orang tuaku. Dan malam itupun berakhir, dengan menghilangnya Cinderella.
Hari-hari kembali seperti semula. Cinderella pergi ke pasar untuk membeli bahan-bahan makanan. Saat hendak kembali ke rumah, sekelompok pengawal kerajaan datang dengan menunggangi kuda membuat serentak aktifitas di pasar terhenti. Pengawal yang berada di barisan depan, membuka selebaran titah dari kerajaan. Sederhana saja titahnya, tujuh hari ke depan, semua wanita dari kalangan manapun dilarang untuk keluar rumah, pangeran ingin semua wanita mencoba sebuah sepatu kaca. Barang siapa muat dengan sepatu tersebut, ditambah dengan memiliki pasangan sepatu tersebut. Maka, pangeran dengan senang hati akan menikahinya dan membawanya ke Istana.
Suasana pasar kembali ricuh dengan suara bisisk-bisik dari seluruh wanita yang mendengarnya. Mereka bertanya dimanakah pasangan sepatu tersebut, siapakah gerangan yang memilikinya dan akankah mereka beruntung dengan memiliki ukuran kaki yang cocok dengan sepatu itu. Semua wanita berkhayal dan bertanya-tanya. Cinderella terdiam, setelah pengumuman selesai dia segera berlari menuju rumah.
Comentários